KENAPA TERJADI PERSELINGKUHAN DALAM RUMAH TANGGA
Perselingkuhan dalam rumah tangga merupakan isu klasik yang kerap mewarnai keutuhan sebuah perkawinan. Selain berhubungan dengan masalah seks dan seksualitas, perselingkuhan juga kerap diwarnai adanya unsur intrik yang bersifat politis. Tidak sedikit kisah tentang kejatuhan sebuah rezim kekuasaan atau kerajaan akibat terjadinya perselingkuhan. Belakangan, seks dan perselingkuhan juga menjadi senjata untuk ‘memuluskan’ sebuah proyek atau memenangkan persaingan bisnis.
Dari sejumlah kasus, problem seks dan perselingkuhan merupakan penyebab cukup besar atas terjadinya perceraian di Indonesia. Hal ini bisa terjadi karena faktor internal rumah tangga yang mengalami kebuntuan ataupun karena pengaruh dari luar. Kebuntuan ini bisa berbentuk perselisihan, sikap egois dan acuh maupun kejenuhan akibat rutinitas, maupun faktor penyulut lainnya. Kondisi ini akan semakin parah kalau komunikasi suami-istri tidak berjalan baik.
Sedangkan pengaruh dari luar, biasanya karena kehadiran orang atau pihak ketiga. Namun adanya wanita atau pria idaman lain (WIL/PIL) dalam sejumlah kasus lebih merupakan penguat atas terjadinya perselingkuhan. Kondisi internal rumah tangga yang renggang atau komunikasi yang buntu mendorong suami atau istri untuk mencari ‘pemandangan’ di luar rumah. Apabila kemudian muncul orang ketiga, maka kemungkinan terjadinya perselingkuhan dalam rumah tangga akan semakin besar, apalagi bila suami atau istri sudah mulai membanding-bandingkan pasangannya dengan orang lain.